Banyaknya permainan
yang berhubungan dengan teknologi yang banyak dimainkan saat ini membuat sang
anak mengalami gejala autism yang akan berdampak sangat besar terhadap
anak tersebut, dampak awal dari penyakit ini adalah meningkatnya rasa egois
terhadap apa yang dimilikinya, contohnya pada saat anak tersebut sedang bermain
dan disaat bersamaan sang ibu memanggilnya maka anak tersebut mulai tidak
mengindahkan panggilan tersebut.
Pada
tahap tertentu ada yang sampai dimana seorang anak merasa tidak membutuhkan
teman bermain lagi selain dengan game player kesukaannya, dan hal tersebut
menjadikannya tidak memiliki teman dan nantinya akan mempersulit si anak tersebut dalam bersosialisasi baik di tempat dia menuntut ilmu maupun di daerah tempat tinggalnya.
Untuk mencengah
hal tersebut maka sejak dini harus diperkenalkan dengan permainan- permainan yang
bersifat kekompakan, ketangkasan, maupun kecerdasan. Seperti contohnya
permainan tradisional yang banyak dimainkan anak-anak dipedesaan (ular naga,
congklak, engklek/dampu bulan, petak umpet, galasin) permainan tersebut banyak
mengajarkan nilai-nilai kekompakan, ketangkasan, dan terutama nilai
nasionalisme terhadap tanah air kita Indonesia. Selain daripada itu, masih banyak sekali perwujudan rasa cinta kita terhadap tanah air, misalnya membeli produk dalam negeri, melestarikan budaya asli Indonesia, tidak merusak sarana dan prasarana, melestarikan lingkungan, dll.