viewers

Rabu, 12 Januari 2011

KEINDAHAN

“Kau gunakan batu, kayu, serta beton dan dengan bahan-bahan ini kau membangun rumah dan istana. Itulah konstruksi, kejeniusan sedang bekerja.

Namun tiba-tiba kau menyentuh hatiku, kau berbuat baik padaku. Aku bahagia dan berkata, “ini indah”. Itulah arsitektur. Seni masuk kedalamnya.

Rumahku praktis. Aku berterima kasih kepadamu, sebagaimana aku berterima kasih kepada insinyur rel kereta api atau petugas jasa telepon.

Tetapi andaikanlah dinding itu menjulang menuju surga dengan cara sedemikian rupa sehingga kita tergerak. Aku melihat maksudmu. Suasana hatimu telah lembut, brutal, mempesona, atau mulia. Batu yang telah kau tegakkanlah yang berkata kepadaku. Kau memasangku disuatu tempat dan mataku menghargainya. Mereka menyandang sesuatu yang mengekspresikan pikiran. Pikiran yang mengungkapkan dirinya tanpa kata ataupun suara, tetapi hanya oleh bentuk yang berdiri dalam suatu hubungan tertentu satu sama lainnya. Bentuk-bentuk ini adalah sedemikian rupa sehingga mereka terungkap jelas dibawah sorotan cahaya. Mereka adalah kreasi matematis dari pikiran arsitektur. Mereka adalah bahasa arsitektur. Dengan penggunaan bahan-bahan dasar dan bermula dari kondisi yang lebih atau kurang mengutamakan kegunaan, kau telah mendirikan hubungan pasti yang telah membangkikan emosiku. Inilah arsitektur”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar